Monday, April 4, 2011

Evolusi, Suksesi dan Faktor Pembatas

Posted by Abdan 8:39 PM, under | 1 comment

*) Setelah materi tentang energi, habitat, relung dan adaptasi yang bisa diakses di http://irfanainsteinsilalahi.wordpress.com/2011/04/04/energihabitatrelungdan-adaptasi/  maka dibawah ini saya akan menjelaskan materi lanjutan tentang Evolusi, Suksesi dan Faktor Pembatas




1. EVOLUSI

Evolusi adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya membuka gulungan atau membuka lapisan. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap.
Pada teori evolusi berpendapat bahwa terjadi perubahan pada makluk hidup menyimpang dari struktur awal dalam jumlah yang banyak beraneka ragam dan kemudian menyebabkan terjadinya dua kemungkinan. Yang pertama adalah makhluk hidup yang berubah akan mampu bertahan dan tidak punah atau disebut juga dengan istilah evolusi progresif. Sedangkan kemungkinan atau opsi yang kedua adalah mahluk hidup yang berubah atau berevolusi tadi gagal bertahan hidup dan akhirnya punah atau disebut dengan evolusi regresif.
A. Pengertian Evolusi Berdasarkan Ilmu Sejarah
Evolusi adalah perkembangan ekonomi, sosial dan politik tanpa adanya paksaan dari waktu ke waktu secara sedikit demi sedikit dan dalam jangka waktu yang lama.
B. Pengertian Evolusi Menurut Ilmu IPA / Ilmu Pengetahuan Alam
Evolusi adalah perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke betuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama. Contoh dari binatang atau hewan kera menjadi manusia, ikan menjadi reptil, dan lain sebagainya.
C. Jenis-Jenis dan Macam-Macam Evolusi di Alam
1. Evolusi Kosmik
Evolusi kosmik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan abiotik atau lingkungan tidak hidup / tak hidup.


2. Evolusi Organik / Organis
Evolusi organik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan biotik pada mahluk hidup dari generasi ke generasi.


MEKANISME EVOLUSI
Proses evolusi terjadi antara lain karena adanya variasi genetika dan seleksi alam. Variasi dalam suatu keturunan terjadi karena dua penyebab utama, yaitu mutasi gen dan rekombinasi gen.


a.) MUTASI GEN



Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen(disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebutaberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya maupun radioaktif, serta loncatan energi listrik seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau "wild type").

b.) REKOMBINASI GEN
Rekombinasi genetika merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika (biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan molekul DNA lainnya. Pada eukariota rekombinasi biasanya terjadi selama meiosis sebagai pindah silang kromosom antara kromosom yang berpasangan. Proses ini menyebabkan keturunan suatu makhluk hidup memili.ki kombinasi gen yang berbeda dari orang tuanya, dan dapat menghasilkan alel kimerik yang baru. Pada biologi evolusioner, perombakan gen ini diperkirakan memiliki banyak keuntungan, yakni mengijinkan organisme yang bereproduksi secara seksual menghindari Ratchet Muller.
Dalam biologi molekular, rekombinasi juga dapat merujuk pada rekombinasi rantai DNA yang tidak sama secara buatan, sering kali merupakan DNA organisme yang berbeda. Rekombinasi ini menghasilkan DNA rekombinan.
                                             Gambar: Evolusi yang terjadi pada kuda


2. SUKSESI


Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi.


Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).


Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.


a.) Suksesi primer


Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.

Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu. 
                                 Gambar: Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau


b.) Suksesi Sekunder


Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.

Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
                             Gambar: Suksesi sekunder karena penebangan hutan




3. FAKTOR PEMBATAS


     Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem.
    
    Di dalam hukum toleransi Shelford dikatakan bahwa besar populasi dan penyebaran suatu jenis makhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas toleransi maksimum atau minimum dan mendekati batas toleransi maka populasi atau makhluk hidup itu akan berada dalam keadaan tertekan (stress), sehingga apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batas toleransi minimum atau lebih tinggi dari batas toleransi maksimum, maka makhluk hidup itu akan mati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut. Untuk menyatakan derajat toleransi sering dipakai istilah steno untuk sempit dan euri untuk luas. Cahaya, temperatur dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting untuk daratan, sedangkan cahaya, temperatur dan kadar garam merupakan faktor lingkungan yang penting untuk lautan. Semua faktor fisik alami tidak hanya merupakan faktor pembatas dalam arti yang merugikan akan tetapi juga merupakan faktor pengatur dalam arti yang menguntungkan sehingga komunitas selalu dalam keadaan keseimbangan atau homeostatis.






Sumber:
http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_evolusi_serta_jenis_dan_macam_evolusi_evolusi_kosmik_dan_evolusi_organik_pengetahuan_sains_biologi

http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Rekombinasi_genetika

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0033%20Bio%201-7d.htm

http://www.try4know.co.cc/2010/03/faktor-pembatas-ekosistem.html




Wednesday, March 23, 2011

Pengenalan Ekologi Laut Tropis

Posted by Abdan 2:44 AM, under | No comments

           
          
                

Menurut Ernest Haekal, zoology Jerman (1834 - 1914), Menurut Ernest Haekal, zoology Jerman (1834-1914), ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu. 
  
Ekologi Bahari : Pola, hubungan antar jasad dan hubungan antara jasad dengan laut sebaai lingkungan hidup.

Manfaat Ekologi Bahari :

1. Pendidikan dan penelitian di bidang kelautan
2. Daerah ecotourism
3. Daerah yang multifungsi dalam hal fungsi fisik, kimia, maupun ekonomi

Salah satu ekologi bahari adalah Ekologi laut tropis, Contohnya adalah interaksi antara ekosistem mangrove, eksositem lamun dan ekosisitem terumbu karang.
Karakteristik laut tropis :
  1. Keanekaragaman organisme tinggi.
  2. Suhu relatif hangat.
  3. Sumber makanan, mineral dan hasil laut lain tinggi.
Ditinjau dari daratan menuju ke arah laut lepas, tipologi umum dari perairan laut tropis diawali oleh hutan mangrove yang kemudian diikuti oleh hamparan padang lamun, dan bentang terumbu karang (Gambar dibawah). Masing-masing ekosistem laut tropis tersebut memiliki beragam fungsi dan peran yang saling terkait satu sama lain.

Gambar disamping : Fungsi dan peran tiga ekosistem laut tropis


Tingginya kompleksitas ekosistem laut tropis, baik di dalam maupun antar ekosistem, membuat penelitian interaksi suatu kajian yang sangat rumit dan dinamis. Oleh karena itu, mekanisme yang pasti dalam interaksi antara ketiga ekosistem ini masih terus diteliti sampai saat ini. Ogden dan Gladfelter (1983) menyarikan interaksi rumit dalam ekosistem laut tropis ke dalam lima kategori, yaitu interaksi fisik, interaksi bahan organik terlarut, interaksi bahan organik partikel, interaksi migrasi biota dan interaksi dampak manusia.
Interaksi antara ketiga ekosistem laut tropis
(modifikasi Ogden dan Gladfelter dalam Bengen 2004).

  1. Interaksi fisik
Interaksi fisik yang terjadi antara lain adalah reduksi energi gelombang, reduksi sedimentasi,dan pengaturan pasokan air baik air laut maupun air tawar dari sungai.  Komunitas lamun dan mangrove sangat bergantung pada keberadaan struktur kokoh dari bangunan kapur terumbu karang sebagai penghalang aksi hidrodinamis lautan, yaitu arus dan gelombang.  Di zona reef front, terjadi produksi pecahan fragmen kapur akibat hempasan gelombang dan terpaan arus yang terus-menerus. Fragmen-fragmen kapur ini akan diproses oleh beberapa jenis ikan, bulu babi, dan sponge untuk menghasilkan  kerikil, pasir, dan lumpur.  Selanjutnya kerikil, pasir, dan lumpur akan diteruskan ke arah pantai oleh aksi gelombang dan arus yang telah dilemahkan, sehingga membentuk akumulasi sedimen yang menjadi substrat utama di goba serta diperlukan di ekosistem padang lamun dan hutan mangrove.
   2.  Interaksi Migrasi Biota.
Migrasi biota laut merupakan suatu hubungan yang penting dan nyata antara terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove. Ada dua kategori migrasi biota, yaitu:
        a.)    Migrasi jangka pendek untuk makan.
Tipe migrasi ini umumnya dilakukan oleh biota-biota dewasa.  Ada dua strategi migrasi makan, yaitu:
  • Edge (peripheral) feeders Edge feeders
Umumnya tipe migrasi ini berlangsung dalam jarak pendek, dan biota yang telah diketahui melakukannya adalah bulu babi Diadema dan ikan Scaridae.
  • Migratory feeders Tipe migratory feeders
Contoh biotanya adalah ikan penghuni terumbu karang seperti ikan kakap (Lutjanidae) yang diketahui sering mencari makan di padang lamun saat malam hari, dan ikan barakuda (Sphyraenidae) yang mencari makan di hutan mangrove saat pasang naik.
        b.)  Migrasi daur hidup antara sistem yang berbeda.
Tipe migrasi ini sering dijumpai pada spesies-spesies ikan dan udang yang diketahui melakukan pemijahan dan pembesaran larva di hutan mangrove atau padang lamun.  Hal ini dimungkinkan oleh tersedianya banyak ruang berlindung, kaya akan sumber makanan, dan kondisi lingkungan perairan yang lebih statis dibandingkan terumbu karang.  Lambat laun biota tersebut tumbuh dan menjadi besar, sehingga ruang berlindung yang tersedia sudah tidak memadai lagi dan mereka pun bermigrasi ke perairan yang lebih dalam seperti terumbu karang atau laut lepas.
   3. Interaksi dampak manusia
Khusus bagi komunitas mangrove dan lamun, gangguan yang parah akibat kegiatan manusia berarti kerusakan dan musnahnya ekosistem.  Bagi komunitas terumbu karang, walau lebih sensitif terhadap gangguan, kerusakan yang terjadi dapat mengakibatkan konversi habitat dasar dari komunitas karang batu yang keras menjadi komunitas yang didominasi biota lunak seperti alga dan karang lunak. Juga Berbagai kegiatan manusia yang merusak dan mengganggu keberlangsungan ekosistem laut tropis seperti konversi hutan mangrove untuk tambak,  pencemaran minyak, kegiatan wisata yang kurang berhati-hati,  pemasangan jangkar perahu yang merusak koloni karang.
    4. Interaksi bahan organik partikel

Sejumlah besar bahan organik partikel yang masuk ke lautan berasal dari bahan organik terlarut dari daratan yang terakumulasi dan mengeras.  Sebagian kecil lainnya berasal dari detritus yang berupa dedaunan mangrove dan lamun yang membusuk.  Mayoritas bahan organik partikel ini akan dihancurkan terlebih dahulu oleh biota-biota mangrove sehingga membentuk fragmen yang berukuran lebih kecil. Fragmen-fragmen berukuran kecil ini merupakan makanan yang berprotein tinggi dan disukai oleh biota laut berukuran besar yang sering terdapat di terumbu karang.


Saturday, March 19, 2011

Komponen Air Laut - Kandungan Magnesium Pada Air Laut

Posted by Abdan 12:29 PM, under | 14 comments

     Sehabis bermain air di laut, kulit terasa lebih lembap dan terlihat lebih mengilap. Itu disebabkan oleh mineral yang terkandung dalam air laut, seperti magnesium, potasium, kalsium sulfat, dan sodium. Karena Air laut adalah air murni yang didalamnya larut berbagai zat padat dan gas. 
    Zat terlarut meliputi garam-garam organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas-gas terlarut fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-garam anorganik yang berwujud ion-ion. Enam ion anorganik membentuk 99,28% berat dari bahan anorganik padat. Ion-ion ini adalah klor, natrium, belerang (sebagai sulfat), magnesium, kalsium, dan kalium. Lima ion berikutnya menambah 0.71% berat, hingga sebelas ion bersama-sama membentuk 99,99 % berat zat terlarut. 0,1 % sisanya terdapat beberapa garam anorganik yang sangat penting artinya bai binatang-binatang laut. Termasuk ke dalamnya adalah nutrien, yaitu fosfat  dan nitrat yang dibutuhkan tumbuh-tumbuhan untuk sintesis zat organik dalam fotosintesis, dan silikon dioksida yang diperlukan diatom dan radiolaria untuk membentuk cangkang.
 Kandungan Air Laut
Air laut terdiri dari 3,5% garam. Di dalam 3,5%wt garam terdiri dari :
a. Senyawa Klorida 55%wt
b. Senyawa sulfat 7,7%wt
c. Sodium 30,6%wt
d. Calcium 1,2%wt
e. Potassium 1,1%wt
f. Magnesium 3,7 %wt
g. Lain-lain 0,7%wt
           Laut merupakan larutan dari berbagai unsur termasuk berbagai macam garam mineral, misalnya: Calcium, Magnesium, Sodium, Potasium, Bikarbonat, Chlorida, Sulfat, dan Bromida. Secara rerata, air laut mengandung garam sebanyak 3,5%. Artinya, setiap 1000 kilogram air laut mengandung 35 kilogram garam. Kandungan garam yang tertinggi lautan ada di daerah 20 derajat Lintang Utara dan di daerah 20 derajat Lintang Selatan (3,6% permil). Kandungan garam terendah (3,1%) berada di daerah khatulistiwa.
           Air sangat banyak menghasilkan magnesium, tetapi kandungannya berubah-ubah mengikut bekalan air. Air laut mengandungi lebih banyak magnesium dibanding dengan air biasa.

Pemisahan magnesium dari air laut

Brine atau larutan garam tua adalah sebutan bagi air laut yang telah dipekatkan, bisa diproduksi di lahan-lahan penggaraman rakyat atau PT Garam. Larutan “brine” merupakan air laut pekat sebelum dikristalkan menjadi garam, natrium klorida (NaCl). Jika air laut dikatakan mempunyai kandungan NaCl sebesar 2,5-3,5° Be, maka “brine” mempunyai kandungan NaCl yang jauh lebih besar yaitu hingga 25-28 ° Be.
Seperti diketahui, air laut selain mengandung unsur utama yaitu natrium (Na) dan klorida (Cl) juga unsur-unsur reniklainnya seperti sulfat (SO²), magnesium (Mg²), dan kalsium (Ca²), serta sejumlah unsur renik seperti fluorida, iodida, dan iodat. Komposisi air laut pada salinitas 35%° (permil).
Dengan proses penguapan sekaligus proses pemekatan dan pemurnian, bisa diduga “brine” akan mempunyai kandungan beberapa unsur renik yang besar. Sehingga dengan proses kimia tertentu dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku produk kimia lain.
  
Nigarin - Sari Air Laut
          Sari air laut adalah air laut tua atau yang berada di lapisan teratas-kira-kira setebal 10 cm-dalam pembuatan garam. Sementara lapisan bawah bakal menjadi garam. Nigarin adalah ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro yang sangat dibtuhkan oleh tubuh. Meliki kandungan lebih dari 80 jenis mineral, termasuk Magnesium, Kalium, Besi, Kalsium, Boron, Selenium & Zinc. Merupakan cairan isotonis yang dapat membantu menjaga keseimbangan reaksi metabolisme di dalam tubuh. 
          Supaya menjadi sari air laut, air tua itu diproses dengan otoklaf kristalisasi. Biasanya air tua terbuang dalam proses pembuatan garam. Satu ton produksi garam, membutuhkan 50 m3 air laut. Jumlah air tua yang terbentuk 1,9 m3. Limbah air garam kaya mineral seperti magnesium sulfat, natrium klorida, magnesium klorida, dan kalsium klorida. Kandungan utamanya magnesium, mineral terbanyak keempat dalam tubuh. Jika limbah itu diekstraksi, sarinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, terutama untuk kecukupan gizi magnesium.

Manfaat Magnesium:
  • Magnesium membantu menjaga fungsi otot dan syarat yang normal.
  • Magnesium mempertahankan ritme jantung hingga menjadi stabil.
  • Magnesium membantu penguatan tulang.
  • Magnesium dapat menghambat penumbuhan kanker otak
  • magnesium dapat mengobati sakit asma akut.
  • Magnesium berfungsi dalam metabolisme energi dan sintesa protein.
  • Magnesium dapat mengobati migren, gangguan fungsi ginjal dan prostat, memulihkan kesegaran dan stamina tubuh, serta memulihkan gairah seksual.
  • Magnesium berfungsi sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
  • Digunakan sebagai pupuk.
Sumber:           
 http://organisasi.org/macam_dan_jenis_garam_mineral_yang_dibutuhkan_tubuh_manusia_biologi      

http://ms.wikipedia.org/wiki/Kategori:Unsur_kimia
 
http://nigarin.wordpress.com/category/nigarin/

http://ms.wikipedia.org/wiki/Kategori:Unsur_kimia